
Jabarkukeren.id – Cimahi — Sebuah langkah konkret dan inovatif telah dilakukan oleh tim Dosen-Mahasiswa Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Universitas Jenderal Achmad Yani (UNJANI) melalui Pembiayaan Kemdiktisaintek, dalam upaya menyelamatkan usaha lokal Ayam Potong. Tim PKM-BIMA FITKes UNJANI menargetkan “Ayam Bismillah” sebagai Mitra, sebuah UMKM pionir penjualan ayam potong potong mandiri di pinggir jalan yang beroperasi di Jl.Raya Cibabat No.362 Cimahi. Usaha yang berlokasi persis di depan RS Mitra Kasih Cimahi ini, semula mampu menjual 8 ton ayam per hari sebagai pionir, kini terpuruk dengan omzet harian hanya sekitar 1 ton. Tim mendiagnosis akar masalah berupa: menjamurnya usaha sejenis, kurangnya penampilan tempat penjualan, penurunan kualitas produk akibat paparan lingkungan dan kurangnya higienitas, yang mengikis kepercayaan konsumen.

Riset Ilmiah Ungkap Tantangan Utama
Penelitian yang dilakukan oleh tim PKM FITKes UNJANI menemukan bahwa ayam yang dipajang di area terbuka rentan terhadap paparan sinar matahari, polusi, dan kontaminasi bakteri di udara. Kondisi ini tidak hanya membuat tampilan ayam terlihat kering, menguning dan kurang segar, tetapi juga memicu pertumbuhan bakteri berbahaya. Uji awal menunjukkan bahwa jumlah bakteri pada karkas ayam melebihi batas standar keamanan pangan yang ditetapkan oleh SNI, >1×10-2 (CFU/gr). Kondisi ini meningkatkan risiko kesehatan bagi konsumen, karena keberadaan bakteri patogen seperti Salmonella, Pseudomonas, dan E. coli yang dapat menyebabkan keracunan makanan.
Inovasi Berbasis Sains dan Teknologi
Untuk mengatasi masalah ini, tim PkM yang diketuai Ellsie Viendra Permana, M.Si., M.Sc (Dosen Teknologi Laboratorium Medik), beranggotakan : Fini Ainun Qolby W, M.Si (Dosen Teknologi Laboratorium Medik) dan Susilowati, S.KM., M.KM (Dosen Kesehatan Masyarakat) memperkenalkan dua solusi kunci. Pertama, yaitu mengembangkan metode berbasis bioteknologi dengan memanfaatkan enzim papain hasil ekstrak dari getah pepaya. Enzim ini telah banyak dipublikasikan memiliki potensi untuk membunuh dan menekan pertumbuhan bakteri. Hasil pengujian menunjukkan tingkat penurunan jumlah bakteri pada daging ayam mentah Ayam Bismillah hingga 43%, hal ini menunjukkan keseriusan Tim dalam meningkatkan standar higienitas.
Kedua, tim berfokus pada peningkatan efisiensi produksi. Mereka mengidentifikasi bahwa proses penyembelihan manual yang sesuai syariat Islam untuk menjamin kehalalan, cenderung memperlambat alur kerja. Sebagai solusi, mereka menerapkan penggunaan mesin bubut pencabut bulu ayam yang diharapkan dapat mempercepat proses produksi tanpa mengorbankan kualitas.

Transformasi Fisik dan Pemasaran
Tak hanya berhenti pada aspek produksi, tim PKM juga melakukan transformasi total pada tampilan dan fasilitas penjualan. Mereka menyerahkan meja display baru berbahan stainless steel yang dirancang secara ergonomis tahan air, memiliki posisi miring untuk dapat lebih menampilkan ayam sekaligus berfungsi sebagai drainase, dan dilengkapi saluran air terpisah. Inovasi ini memastikan air kotor tidak menggenang dan kebersihan dapat terjaga dengan mudah. Selain itu, meja ini dilengkapi dengan alat pembunuh lalat elektrik, spanduk baru yang menarik bersifat anti air di bagian depan, dan lampu sorot untuk memberikan kesan profesional dan modern.
Tim PKM pun telah melengkapi area penjualan dengan kursi yang nyaman untuk penjual dan pelanggan yang menunggu. Mereka juga mencetak seragam baru, dan celemek dengan logo Ayam Bismillah untuk memperkuat branding dan citra higienitas.


Figure 1. Kondisi Tempat Penjualan Sebelum Pengabdian Masyarakat
Peningkatan Kualitas SDM
Selain bantuan fisik, tim PKM juga memberikan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui Pelatihan Standar Penanganan Karkas Ayam di RPH Ayam Potong Bismillah. Pelatihan ini bertujuan memastikan seluruh proses, mulai dari penyembelihan hingga penjualan, mengikuti prinsip ASUH (Aman, Sehat, Utuh, dan Halal), serta sesuai dengan standar RPHU (Rumah Potong Hewan Unggas). Materi pelatihan mencakup penanganan limbah (cair, padat, dan bau), cara penyembelihan halal yang benar, hingga program monitoring kebersihan lingkungan (tikus, lalat, kecoa).
Keseluruhan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini membuahkan hasil peningkatan omzet hingga 30% dalam waktu kurang dari 3 minggu. Rencana tindak lanjut yang dicanangkan oleh Tim ialah membatu UMKM Ayam Bismillah ini untuk memperoleh Sertifikasi Halal dari BPJPH Indonesia.

Inisiatif komprehensif ini disambut hangat oleh pemilik Ayam Bismillah. Mereka berharap kolaborasi ini dapat mengembalikan kepercayaan pelanggan, semakin meningkatkan penjualan, dan membuat usaha mereka kembali berjaya seperti masa kejayaan sebagai pionir saat pandemi. Proyek ini menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi antara akademisi dan pelaku usaha lokal dapat menciptakan dampak positif yang signifikan.